Pemeliharaan Induk yang Akan Melahirkan
Induk yang akan melahirkan
dipisahkan dari sapi betina lainnya dan ditempatkan pada kandang yang dapat
diawasi dengan seksama agar dapat dibantu dengan segera bila sapi-sapi tersebut
membutuhkannya. Menempatkan sapi-sapi yang akan melahirkan pada kandang khusus,
yaitu kandang maternity. Sapi-sapi
yang yang diperkirakan dua hari lagi akan melahirkan segera dipindahkan ke
kandang ini. Pengecekan terhadap sapi-sapi bunting tua dilakukan setiap hari
untuk menghindari terjadinya kelahiran pada kandang kelompok sapi dewasa.
Kandang
maternity memiliki luas 94,8 m2
(12 m x 7,9 m) dan 47,4 m2 (6 m x 7,9 m) dengan tipe beach barn. Kandang maternity merupakan kandang kelompok
dengan kapasitas 3 ekor
sapi dewasa yang akan melahirkan, baik dara maupun laktasi >1. Alas atau bedding yang dipergunakan adalah sawdust. Kandang ini letaknya
bersebelahan dengan kandang 2A, yaitu kandang kelompok yang diperuntukkan bagi
pedet yang memasuki weaning programme
(program sapih).
Pemeliharaan Pedet yang Baru
Lahir
Pedet
adalah anak sapi yang baru lahir hingga umur 8 bulan (AAK, 2007). Pedet yang
baru lahir membutuhkan perawatan khusus, ketelitian, kecermatan dan ketekunan
dibandingkan dengan pemeliharaan sapi dewasa. Pemeliharaan pedet mulai dari
lahir hingga disapih merupakan bagian penting dalam kelangsungan suatu usaha
peternakan sapi perah. Kesalahan dalam penanganan dan pemeliharaan pada pedet
muda dengan umur 0-3 minggu dapat menyebabkan pedet mati lemas saat lahir,
lemah, infeksi dan sulit dibesarkan.
Pedet
yang baru lahir harus diletakkan pada tempat yang kering, nyaman dan bersih.
Hal ini untuk menjaga agar pedet terhindar dari kontaminasi kuman penyakit.
Penanganan pedet segera setelah lahir harus dilakukan untuk memastikan pedet
tersebut dalam kondisi yang baik. Segera setelah lahir, lendir yang ada di
ujung hidung dan moncong dibersihkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Santoso
(2002), bahwa pedet yang baru lahir perlu dibersihkan lendir atau cairan yang
masih melekat pada bulu dan tubuh pedet terutama pada bagian mulut dan hidung
yang bertujuan untuk memperlancar pernafasannya. Apabila pedet sulit bernafas
maka pedet ditolong
menggunakan nafas buatan dengan cara mengangkat kedua kaki belakang dan
membiarkan kepala ke bawah, kemudian dibalik. Perlakuan ini sesuai dengan
pendapat Syarief dan Sumoprastowo (1990). Nafas buatan dapat dilakukan juga
dengan cara membaringkan pedet, kemudian dilakukan massage (pijat) sampai pada anggota kaki. Cara lain untuk
menolong pedet yang kesulitan bernafas adalah dengan menyiram pedet menggunakan
air dingin atau menarik lidahnya agar bernafas dengan normal (AAK, 2007). Akan tetapi, kedua hal ini
tidak dilakukan jarang digunakan.
Penanganan selanjutnya
yaitu memeriksa kondisi tubuh pedet apakah normal, cacat atau lemah serta jenis
kelaminnya jantan atau betina. Pedet berkelamin jantan dan
betina diberi eartag yang berbeda untuk memudahkan pengenalan. Pada
kondisi cuaca yang dingin, pedet yang baru lahir dikeringkan dengan lap bersih
disertai dengan menggosok kulitnya atau induknya diberikan kesempatan untuk
menjilatinya agar pedet tersebut tidak kedinginan. Menurut Syarief dan
Sumoprastowo (1990), gosokan atau jilatan pada kulit pedet merangsang peredaran
darah pada permukaan kulit sehingga badan anak sapi menjadi hangat. Setelah itu
berikan iodine 7% dengan spray (semprot)
atau dipping (celup) pada naval
(tali pusar) dan diberi alat umbilical
klem dengan jarak ± 5 cm dari tubuh untuk menutup jalan masuk bakteri
melalui tali dan memutuskannya di kemudian hari bila sudah mengering (Schmidt, et. al., 1988).
Pedet
yang sehat mulai dapat berdiri dan berjalan untuk menyusu kepada induknya
setelah 30-60 menit sesudah lahir (Syarief dan Sumoprastowo, 1990). Pedet yang
baru lahir diberikan kolostrum sebanyak tiga liter dari pemerahan pertama
setelah induk melahirkan. Pemberiannya dilakukan satu jam setelah lahir
menggunakan dot susu. Perlakuan ini didukung oleh pendapat Blakely dan Bade
(1998), yang menyatakan bahwa satu jam setelah lahir pedet harus mendapat
kolostrum sebanyak dua kg. Pedet yang baru lahir hanya diberikan kesempatan
bersama dengan induknya selama satu jam, kemudian segera dipisahkan. Hal ini
tidak sesuai dengan pendapat AAK (2007) yang menyatakan pedet yang baru lahir
lebih baik dibiarkan bersama induknya selama 24-36 jam untuk memberikan
kesempatan memperoleh susu pertama. Bila lebih dari dua hari pedet dapat
terkena “salah cerna”. Namun, pedet yang kondisinya masih lemah dapat dibiarkan
bersama induknya sampai berumur lebih dari tiga hari (Syarief dan Sumoprastowo,
1990). Pedet yang telah dipisah dari induknya ditempatkan pada kandang
individual. Jika kandang individual tidak mencukupi, maka kandang kelompok yang
dibagi dua menjadi alternatif pilihan.
Bagaimana perlakuan terhadap induk sapi yang baru melahirkan ?
BalasHapuskenapa induk yang mau melahirkan harus dirawat secara khusus ?
BalasHapus