Handling
Sapi Pada dasarnya ternak merupakan hewan liar yang telah didomestikasikan
untuk keperluan menghasilkan produk sesusai kebutuhan manusia. Dapat dipastikan
bahwa semua jenis ternak yang telah didomestikasikan itu masih mempunyai
sifat-sifat dasar, disamping itu ternak-ternak besar (seperti kerbau, sapi)
mempunyai tenaga extra yang sangat kuat jika dibandingkan dengan kekuatan
manusia, sehingga untuk keperluan pengelolaan sehari-hari kita dituntut untuk
menguasai teknik-teknik pengusaan ternak.
Dalam
menangani sapi, peternak perlu memiliki pengetahuan mengenali tali temali
terlebih dahulu agar bisa merestrain dengan baik (Santosa, 2010) Pengusaan
terhadap ternak dalam usaha peternakan, bertujuan untuk mempermudah penanganan
ternak, baik di lapangan maupun di dalam kandang, menghindarkan kerugian yang
disebabkan oleh ternak, di samping itu untuk menjamin keamanan bagi ternaknya
sendiri, mempermudah penanganan sehari-hari, seperti pemotongan kuku, ekor,
tanduk, pencukuran bulu, kastrasi dan lain sebagainya.
Pengetahuan yang berkaitan dengan
carapenanganan ternak (handling) yaitu menggunakan tali atau tambang, cara
mengikat juga perlu dipahami dengan baik. Apalagi untuk ternak sapi yang
mempunyai tubuh besar dibandingkan dengan domba atau kambing. Hal-hal yang
perlu di perhatikan pada waktu melakukan handling ternak adalah Perlu
diusahakan datang dari arah depan ternak secara perlahan-lahan sehingga ternak
bisa melihat kedatangan kita dan tidak terkejut kemudian memperlakukan ternak
dengan halus, sehingga ternak tidak merasa takut, Selanjutnya bila ada tali
pengikatnya, dekatilah ternak secara pelan-pelan dan usahakan bisa memegang
talinya.
Kemudian
tenangkan ternak dengan cara menepuk-nepuk tubuhnya, ikatkanlah tali pada
sebatang pohon atau bawa langsung ke dalam kandang. Sedangkan untuk ternak agak
liar, setelah terpegang talinya usahakan direbahkan. Bila ada tali pengikatnya
, usahakan agar ternakbisa digiring kedalam kandang, yaitu dengan cara memancingnya
dengan makanan (rumput) dan selanjutnya usahakan untuk bisa dipasang tali
pengikat.
Sedangkan
untuk ternak yang masih agak liar usahakan agar ternak dapat dijatuhkan dengan
memasang jebakan lingkaran tali, setelah ternak jatuh baru masing-masing kaki
depan dan belakangnya diikat menjadi satu. Dan setelah ternak dapat dikuasi,
kemudian diberi tali pengikat pada lehernya. Untuk menguasai sapi dalam
kandang, Jika ada tali pengikatnya, dekati ternak secara pelan-pelan agar tidak
terkejut.
Peganglah
talinya dan usahakan untuk bisa merapatkan diri dengan ternak, lalu
tepuk-tepuklah punggungnya secara halus. Kemudian ikatlah tali pada cincin
pengikat yang ada. Jika tidak ada tali pengikatanya, terlebih dahulu dekatilah
ternak perlahan-lahan agar ternak menjadi lebih tenang, baru kemudian pasangkan
tali pengiktnya pada leher.Untuk Merebahkan sapi Sapi pedet yaitu dengan dekatilah pedet,
sudutkan dan peganglah pada leher dan pantatnya agar pedet bergerak maju atau
mundur.
Kemudian
tangan pemegang leher dilepaskan untuk kemudian memegang lutut kaki kanan lewat atas bahu, tekuk lutut
sedikt mengukit dan tarik anak sapi ke arah tubuh kita, dengan demikaian pedet
akan meluncurkan ke tanah dan berbaring pada salah satu sisinya. Sedangkan
untuk merebahkan sapi dewasa memerlukan tali temali yang agak rumit karena
ternak sapi dewasa cukup sulit dalam penanganannya. Cara merobohkan sapi dewasa
dapat dilakukan dengan pengikatan atau tanpa pengikat. Tiga cara merobohkan
sapi dengan pengikatan tali yaitu dengan pengikatan leher, pengikatan silang
dada dan pengikatan tanduk (bagi sapi yang bertanduk).
Cara
merebahkan sapi sebagai berikut :
a) Siapkan seutas tali dengan panjang kira-kira
10 meter.
b) Ikatkan salah satu ujung tali pada leher sapi
secara kendur.
c) Ikatkan tali ke belakang bahu dengan cara melilitnya pada dada
di depan tulang punggung dan pinggangnya.
d) Seorang yang lain memegang tali “keloh” dan beberapa orang lagi
menarik tali yang dililitkan pada tubuh sapi tadi ke belakang, maka
kemudiansapi akan rebah.
e) Untuk penanganan lebih lanjut, masing-masing kaki depan
belakang diikat menjadi satu. Leher ditekan agar tidak bangkit lagi.
Pengertian
Handling
Handling adalah
suatu cara atau teknik menangani ternak. Handling diperlukan untuk
mempermudah penanganan ternak, baik di lapangan maupun di dalam kandang,
menghindarkan kerugian yang disebabkan oleh ternak, menjamin keamanan ternak
itu sendiri, mempermudah penanganan sehari – hari, seperti pemotongan kuku,
ekor, tanduk, dan lain - lain. Pengetahuan yang berkaitan denga penanganan
ternak (handling) yaitu menggunakan tali atau tambang, cara mengikat juga perlu
diketahui dengan baik.
Hal
– hal yang perlu diperhatikan saat melakukan handling ternak adalah
mengusahakan datang dari arah depan ternak secara perlahan –lahan sehingga
ternak mengetahui kedatangan kita dan tidak terkejut, memperlakukan ternak
secara halus agar ternak tidak merasa terkejut.
Jenis
– jenis Handling
1. Pemotongan
Kuku (Hooves Trimming)
Kuku
tidak terpelihara akan sangat mengganggu karena dapat mengakibatkan kedudukan
tulang teracak menjadi salah, sehingga titik berat badan jatuh pada teracak
bagian belakang, bentuk punggung menjadi seperti busur, mudah terjangkit
penyakit kuku, dan mengakibatkan kepincangan pada ternak.
Kuku
yang tumbuh panjang dapat menghambat aktivitas ternak, seperti naik turun
kandang, berjalan untuk mendapatkan makanan dan minum, atau berdiri dengan baik
sewaktu melakukan perkawinan. Di samping itu menyebabkan ternak sulit berjalan
dan timpang, sehingga mudah terjatuh dan mengalami cedera. Kalau ternak itu
sedang mengalami kebuntingan, maka dapat mengakibatkan keguguran.
Upaya untuk menjaga agar kedudukan kuku tetap serasi, maka setiap 3-4 bulan sekali dianjurkan untuk melakukan pemotongan kuku secara teratur, terutama kuku kaki bagian belakang. Sebab kuku kaki depan lebih keras dibandingkan bagian belakang yang selalu basah terkena air kencing dan kotoran. Tetapi dari segi kecepatan pertumbuhan, kuku kaki belakang maupun kaki depan memiliki kecepatan tumbuh yang sama, sehingga baik kuku belakang maupun kuku kaki depan perlu dilakukan pemotongan secara teratur.
Upaya untuk menjaga agar kedudukan kuku tetap serasi, maka setiap 3-4 bulan sekali dianjurkan untuk melakukan pemotongan kuku secara teratur, terutama kuku kaki bagian belakang. Sebab kuku kaki depan lebih keras dibandingkan bagian belakang yang selalu basah terkena air kencing dan kotoran. Tetapi dari segi kecepatan pertumbuhan, kuku kaki belakang maupun kaki depan memiliki kecepatan tumbuh yang sama, sehingga baik kuku belakang maupun kuku kaki depan perlu dilakukan pemotongan secara teratur.
Tujuan
pemotongan kuku adalah untuk menanggulangi masalah penyakit kuku dan menjaga
keseimbangan gerak ternak pada saat berdiri, istirahat, efisiensi penggunaan
ransum, dan produktivitas ternak. Pemotongan kuku dapat dilakukan dengan cara
merebahkan ternak terlebih dahulu atau dapat pula tanpa merebahkan. Pemotongan
kuku tanpa merebahkan ternak biasanya kurang memuaskan. Sebab tidak semua
bagian kuku yang hendak dipotong dapat terpotong dengan baik dan akan sulit
mengerjakannya jika kurang terampil.
2. Pemotongan Tanduk ( Dehorning )
Dehorning
adalah penghilangan atau pemotongan tanduk. Bangsa sapi perah kebanyakan
dipotong tanduknya Karena tanda tidak menguntungkan peternak sapi perah,
meskipun peternak ingin mempertahankan pada anak sapi jantan yang dipelihara
untuk kerja atau untuk sapi dara atau dua atau tiga kegunaan. Pemotongan tanduk
paling baik dilaksanakan dengan membakar pucuk tanduk ketika anak sapi berumur
satu atau dua minggu, bisa juga dengan menggosok pucuk tanduk dengan tongkat
soda api (cautik) sampai hampir berdarah dengan menggunakan collodion atau
dengan menggunakan silinder yang panas ditekankan untuk satu atau dua menit
disekitar cincin kuncup tanduk (Williamson,1993).
Dalam
penggunaan tongkat soda api, perawatan harus dilakukan sedemikian rupa supaya
anak sapi tidak membawa soda api kepada induk sapi pada waktu menyusu sehingga
soda api tersebut tidak menyebar dari tempat pelaksanaan terutama kedalam mata.
Ini mungkin terjadi bila anak sapi terkena air hujan setelah penggunaan tongkat
soda api (Williamson,1993).
Pemotongan
tanduk dengan arus listrik dapat juga digunakan pada sapi muda. Suatu cincin
baja yang dipanaskan dengan listrik ditekankan pada dasar tanduk sehingga
membakar jaringan disekitarnya dan menahan pertumbuhan tanduk. Mereka yang
berpengalaman apabila melakukan cara ini hanya mematikan sebagian saja dari
dasar tanduk itu dan kemudian tanduk masih tumbuh dalam wujud deformasi yang
disebut scur (Blakely,1991).
Sapi
yang lebih tua pemotongan tanduknya harus dengan gergaji atau dengan alat
pemotongan Barnes. Cara ini akan menyebabkan timbulnya pendarahan
(Blakely,1991).Sebenarnya banyak cara yang dipraktekkan untuk pemotongan tanduk
sapi. Suatu cara yang akan dipakai sangat tergantung pada umur sapi yang akan
dihilangkan tanduknya serta pengalaman yang dipunyai oleh mereka yang akan
melaksanakan pekerjaan itu. Sapi muda sering dihilangkan tanduknya dengan menggunakan
pasta kimia yang keras (Kalium atau Hidrokside), pasta kimia tersebut dioleskan
diseputar pangkal tanduk ketika anak sapi berumur kurang dari satu minggu,
sehingga mematikan pertumbuhan dan perkembangan tanduk tersebut (Blakely,1991).
apakah handling hanya berguna di sapi perah ?
BalasHapustidak, handling sangat berguna bagi segala penanganan dalam dunia peternakan dalam mengendalikan ternak
BalasHapus