Senin, 08 Juni 2015

Pemeliharaan Pedet yang Baru Lahir



Pemeliharaan Induk yang Akan Melahirkan

Induk yang akan melahirkan dipisahkan dari sapi betina lainnya dan ditempatkan pada kandang yang dapat diawasi dengan seksama agar dapat dibantu dengan segera bila sapi-sapi tersebut membutuhkannya. Menempatkan sapi-sapi yang akan melahirkan pada kandang khusus, yaitu kandang maternity. Sapi-sapi yang yang diperkirakan dua hari lagi akan melahirkan segera dipindahkan ke kandang ini. Pengecekan terhadap sapi-sapi bunting tua dilakukan setiap hari untuk menghindari terjadinya kelahiran pada kandang kelompok sapi dewasa.
Kandang maternity memiliki luas 94,8 m2 (12 m x 7,9 m) dan 47,4 m2 (6 m x 7,9 m) dengan tipe beach barn. Kandang maternity merupakan kandang kelompok dengan kapasitas 3 ekor sapi dewasa yang akan melahirkan, baik dara maupun laktasi >1. Alas atau bedding yang dipergunakan adalah sawdust. Kandang ini letaknya bersebelahan dengan kandang 2A, yaitu kandang kelompok yang diperuntukkan bagi pedet yang memasuki weaning programme (program sapih).

Pemeliharaan Pedet yang Baru Lahir
Pedet adalah anak sapi yang baru lahir hingga umur 8 bulan (AAK, 2007). Pedet yang baru lahir membutuhkan perawatan khusus, ketelitian, kecermatan dan ketekunan dibandingkan dengan pemeliharaan sapi dewasa. Pemeliharaan pedet mulai dari lahir hingga disapih merupakan bagian penting dalam kelangsungan suatu usaha peternakan sapi perah. Kesalahan dalam penanganan dan pemeliharaan pada pedet muda dengan umur 0-3 minggu dapat menyebabkan pedet mati lemas saat lahir, lemah, infeksi dan sulit dibesarkan.
Pedet yang baru lahir harus diletakkan pada tempat yang kering, nyaman dan bersih. Hal ini untuk menjaga agar pedet terhindar dari kontaminasi kuman penyakit. Penanganan pedet segera setelah lahir harus dilakukan untuk memastikan pedet tersebut dalam kondisi yang baik. Segera setelah lahir, lendir yang ada di ujung hidung dan moncong dibersihkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Santoso (2002), bahwa pedet yang baru lahir perlu dibersihkan lendir atau cairan yang masih melekat pada bulu dan tubuh pedet terutama pada bagian mulut dan hidung yang bertujuan untuk memperlancar pernafasannya. Apabila pedet sulit bernafas maka pedet ditolong menggunakan nafas buatan dengan cara mengangkat kedua kaki belakang dan membiarkan kepala ke bawah, kemudian dibalik. Perlakuan ini sesuai dengan pendapat Syarief dan Sumoprastowo (1990). Nafas buatan dapat dilakukan juga dengan cara membaringkan pedet, kemudian dilakukan massage (pijat) sampai pada anggota kaki. Cara lain untuk menolong pedet yang kesulitan bernafas adalah dengan menyiram pedet menggunakan air dingin atau menarik lidahnya agar bernafas dengan normal (AAK, 2007). Akan tetapi, kedua hal ini tidak dilakukan jarang digunakan.
Penanganan selanjutnya yaitu memeriksa kondisi tubuh pedet apakah normal, cacat atau lemah serta jenis kelaminnya jantan atau betina. Pedet berkelamin jantan dan betina diberi eartag yang berbeda untuk memudahkan pengenalan. Pada kondisi cuaca yang dingin, pedet yang baru lahir dikeringkan dengan lap bersih disertai dengan menggosok kulitnya atau induknya diberikan kesempatan untuk menjilatinya agar pedet tersebut tidak kedinginan. Menurut Syarief dan Sumoprastowo (1990), gosokan atau jilatan pada kulit pedet merangsang peredaran darah pada permukaan kulit sehingga badan anak sapi menjadi hangat. Setelah itu berikan iodine 7% dengan spray (semprot) atau dipping (celup) pada naval (tali pusar) dan diberi alat umbilical klem dengan jarak ± 5 cm dari tubuh untuk menutup jalan masuk bakteri melalui tali dan memutuskannya di kemudian hari bila sudah mengering (Schmidt, et. al., 1988).
Pedet yang sehat mulai dapat berdiri dan berjalan untuk menyusu kepada induknya setelah 30-60 menit sesudah lahir (Syarief dan Sumoprastowo, 1990). Pedet yang baru lahir diberikan kolostrum sebanyak tiga liter dari pemerahan pertama setelah induk melahirkan. Pemberiannya dilakukan satu jam setelah lahir menggunakan dot susu. Perlakuan ini didukung oleh pendapat Blakely dan Bade (1998), yang menyatakan bahwa satu jam setelah lahir pedet harus mendapat kolostrum sebanyak dua kg. Pedet yang baru lahir hanya diberikan kesempatan bersama dengan induknya selama satu jam, kemudian segera dipisahkan. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat AAK (2007) yang menyatakan pedet yang baru lahir lebih baik dibiarkan bersama induknya selama 24-36 jam untuk memberikan kesempatan memperoleh susu pertama. Bila lebih dari dua hari pedet dapat terkena “salah cerna”. Namun, pedet yang kondisinya masih lemah dapat dibiarkan bersama induknya sampai berumur lebih dari tiga hari (Syarief dan Sumoprastowo, 1990). Pedet yang telah dipisah dari induknya ditempatkan pada kandang individual. Jika kandang individual tidak mencukupi, maka kandang kelompok yang dibagi dua menjadi alternatif pilihan.

2 komentar:

  1. Bagaimana perlakuan terhadap induk sapi yang baru melahirkan ?

    BalasHapus
  2. kenapa induk yang mau melahirkan harus dirawat secara khusus ?

    BalasHapus