Rabu, 17 Juni 2015

Penanganan Sapi Perah




Handling Sapi Pada dasarnya ternak merupakan hewan liar yang telah didomestikasikan untuk keperluan menghasilkan produk sesusai kebutuhan manusia. Dapat dipastikan bahwa semua jenis ternak yang telah didomestikasikan itu masih mempunyai sifat-sifat dasar, disamping itu ternak-ternak besar (seperti kerbau, sapi) mempunyai tenaga extra yang sangat kuat jika dibandingkan dengan kekuatan manusia, sehingga untuk keperluan pengelolaan sehari-hari kita dituntut untuk menguasai teknik-teknik pengusaan ternak.

Dalam menangani sapi, peternak perlu memiliki pengetahuan mengenali tali temali terlebih dahulu agar bisa merestrain dengan baik (Santosa, 2010) Pengusaan terhadap ternak dalam usaha peternakan, bertujuan untuk mempermudah penanganan ternak, baik di lapangan maupun di dalam kandang, menghindarkan kerugian yang disebabkan oleh ternak, di samping itu untuk menjamin keamanan bagi ternaknya sendiri, mempermudah penanganan sehari-hari, seperti pemotongan kuku, ekor, tanduk, pencukuran bulu, kastrasi dan lain sebagainya.

 Pengetahuan yang berkaitan dengan carapenanganan ternak (handling) yaitu menggunakan tali atau tambang, cara mengikat juga perlu dipahami dengan baik. Apalagi untuk ternak sapi yang mempunyai tubuh besar dibandingkan dengan domba atau kambing. Hal-hal yang perlu di perhatikan pada waktu melakukan handling ternak adalah Perlu diusahakan datang dari arah depan ternak secara perlahan-lahan sehingga ternak bisa melihat kedatangan kita dan tidak terkejut kemudian memperlakukan ternak dengan halus, sehingga ternak tidak merasa takut, Selanjutnya bila ada tali pengikatnya, dekatilah ternak secara pelan-pelan dan usahakan bisa memegang talinya.

Kemudian tenangkan ternak dengan cara menepuk-nepuk tubuhnya, ikatkanlah tali pada sebatang pohon atau bawa langsung ke dalam kandang. Sedangkan untuk ternak agak liar, setelah terpegang talinya usahakan direbahkan. Bila ada tali pengikatnya , usahakan agar ternakbisa digiring kedalam kandang, yaitu dengan cara memancingnya dengan makanan (rumput) dan selanjutnya usahakan untuk bisa dipasang tali pengikat.

Sedangkan untuk ternak yang masih agak liar usahakan agar ternak dapat dijatuhkan dengan memasang jebakan lingkaran tali, setelah ternak jatuh baru masing-masing kaki depan dan belakangnya diikat menjadi satu. Dan setelah ternak dapat dikuasi, kemudian diberi tali pengikat pada lehernya. Untuk menguasai sapi dalam kandang, Jika ada tali pengikatnya, dekati ternak secara pelan-pelan agar tidak terkejut.

Peganglah talinya dan usahakan untuk bisa merapatkan diri dengan ternak, lalu tepuk-tepuklah punggungnya secara halus. Kemudian ikatlah tali pada cincin pengikat yang ada. Jika tidak ada tali pengikatanya, terlebih dahulu dekatilah ternak perlahan-lahan agar ternak menjadi lebih tenang, baru kemudian pasangkan tali pengiktnya pada leher.Untuk Merebahkan sapi  Sapi pedet yaitu dengan dekatilah pedet, sudutkan dan peganglah pada leher dan pantatnya agar pedet bergerak maju atau mundur.

Kemudian tangan pemegang leher dilepaskan untuk kemudian memegang lutut  kaki kanan lewat atas bahu, tekuk lutut sedikt mengukit dan tarik anak sapi ke arah tubuh kita, dengan demikaian pedet akan meluncurkan ke tanah dan berbaring pada salah satu sisinya. Sedangkan untuk merebahkan sapi dewasa memerlukan tali temali yang agak rumit karena ternak sapi dewasa cukup sulit dalam penanganannya. Cara merobohkan sapi dewasa dapat dilakukan dengan pengikatan atau tanpa pengikat. Tiga cara merobohkan sapi dengan pengikatan tali yaitu dengan pengikatan leher, pengikatan silang dada dan pengikatan tanduk (bagi sapi yang bertanduk).

Cara merebahkan sapi sebagai berikut :

a)  Siapkan seutas tali dengan panjang kira-kira 10 meter.

b)  Ikatkan salah satu ujung tali pada leher sapi secara kendur.

c) Ikatkan tali ke belakang bahu dengan cara melilitnya pada dada di depan tulang punggung dan pinggangnya.

d) Seorang yang lain memegang tali “keloh” dan beberapa orang lagi menarik tali yang dililitkan pada tubuh sapi tadi ke belakang, maka kemudiansapi akan rebah.

e) Untuk penanganan lebih lanjut, masing-masing kaki depan belakang diikat menjadi satu. Leher ditekan agar tidak bangkit lagi.



Pengertian Handling

Handling adalah suatu cara atau teknik menangani ternak. Handling diperlukan untuk mempermudah penanganan ternak, baik di lapangan maupun di dalam kandang, menghindarkan kerugian yang disebabkan oleh ternak, menjamin keamanan ternak itu sendiri, mempermudah penanganan sehari – hari, seperti pemotongan kuku, ekor, tanduk, dan lain - lain. Pengetahuan yang berkaitan denga penanganan ternak (handling) yaitu menggunakan tali atau tambang, cara mengikat juga perlu diketahui dengan baik.

Hal – hal yang perlu diperhatikan saat melakukan handling ternak adalah mengusahakan datang dari arah depan ternak secara perlahan –lahan sehingga ternak mengetahui kedatangan kita dan tidak terkejut, memperlakukan ternak secara halus agar ternak tidak merasa terkejut.



Jenis – jenis Handling

1.     Pemotongan Kuku (Hooves Trimming)

Kuku tidak terpelihara akan sangat mengganggu karena dapat mengakibatkan kedudukan tulang teracak menjadi salah, sehingga titik berat badan jatuh pada teracak bagian belakang, bentuk punggung menjadi seperti busur, mudah terjangkit penyakit kuku, dan mengakibatkan kepincangan pada ternak.

Kuku yang tumbuh panjang dapat menghambat aktivitas ternak, seperti naik turun kandang, berjalan untuk mendapatkan makanan dan minum, atau berdiri dengan baik sewaktu melakukan perkawinan. Di samping itu menyebabkan ternak sulit berjalan dan timpang, sehingga mudah terjatuh dan mengalami cedera. Kalau ternak itu sedang mengalami kebuntingan, maka dapat mengakibatkan keguguran.
Upaya untuk menjaga agar kedudukan kuku tetap serasi, maka setiap 3-4 bulan sekali dianjurkan untuk melakukan pemotongan kuku secara teratur, terutama kuku kaki bagian belakang. Sebab kuku kaki depan lebih keras dibandingkan bagian belakang yang selalu basah terkena air kencing dan kotoran. Tetapi dari segi kecepatan pertumbuhan, kuku kaki belakang maupun kaki depan memiliki kecepatan tumbuh yang sama, sehingga baik kuku belakang maupun kuku kaki depan perlu dilakukan pemotongan secara teratur.

Tujuan pemotongan kuku adalah untuk menanggulangi masalah penyakit kuku dan menjaga keseimbangan gerak ternak pada saat berdiri, istirahat, efisiensi penggunaan ransum, dan produktivitas ternak. Pemotongan kuku dapat dilakukan dengan cara merebahkan ternak terlebih dahulu atau dapat pula tanpa merebahkan. Pemotongan kuku tanpa merebahkan ternak biasanya kurang memuaskan. Sebab tidak semua bagian kuku yang hendak dipotong dapat terpotong dengan baik dan akan sulit mengerjakannya jika kurang terampil.



2.   Pemotongan Tanduk ( Dehorning )

Dehorning adalah penghilangan atau pemotongan tanduk. Bangsa sapi perah kebanyakan dipotong tanduknya Karena tanda tidak menguntungkan peternak sapi perah, meskipun peternak ingin mempertahankan pada anak sapi jantan yang dipelihara untuk kerja atau untuk sapi dara atau dua atau tiga kegunaan. Pemotongan tanduk paling baik dilaksanakan dengan membakar pucuk tanduk ketika anak sapi berumur satu atau dua minggu, bisa juga dengan menggosok pucuk tanduk dengan tongkat soda api (cautik) sampai hampir berdarah dengan menggunakan collodion atau dengan menggunakan silinder yang panas ditekankan untuk satu atau dua menit disekitar cincin kuncup tanduk (Williamson,1993).

Dalam penggunaan tongkat soda api, perawatan harus dilakukan sedemikian rupa supaya anak sapi tidak membawa soda api kepada induk sapi pada waktu menyusu sehingga soda api tersebut tidak menyebar dari tempat pelaksanaan terutama kedalam mata. Ini mungkin terjadi bila anak sapi terkena air hujan setelah penggunaan tongkat soda api (Williamson,1993).

Pemotongan tanduk dengan arus listrik dapat juga digunakan pada sapi muda. Suatu cincin baja yang dipanaskan dengan listrik ditekankan pada dasar tanduk sehingga membakar jaringan disekitarnya dan menahan pertumbuhan tanduk. Mereka yang berpengalaman apabila melakukan cara ini hanya mematikan sebagian saja dari dasar tanduk itu dan kemudian tanduk masih tumbuh dalam wujud deformasi yang disebut scur (Blakely,1991).

Sapi yang lebih tua pemotongan tanduknya harus dengan gergaji atau dengan alat pemotongan Barnes. Cara ini akan menyebabkan timbulnya pendarahan (Blakely,1991).Sebenarnya banyak cara yang dipraktekkan untuk pemotongan tanduk sapi. Suatu cara yang akan dipakai sangat tergantung pada umur sapi yang akan dihilangkan tanduknya serta pengalaman yang dipunyai oleh mereka yang akan melaksanakan pekerjaan itu. Sapi muda sering dihilangkan tanduknya dengan menggunakan pasta kimia yang keras (Kalium atau Hidrokside), pasta kimia tersebut dioleskan diseputar pangkal tanduk ketika anak sapi berumur kurang dari satu minggu, sehingga mematikan pertumbuhan dan perkembangan tanduk tersebut (Blakely,1991).


2 komentar:

  1. apakah handling hanya berguna di sapi perah ?

    BalasHapus
  2. tidak, handling sangat berguna bagi segala penanganan dalam dunia peternakan dalam mengendalikan ternak

    BalasHapus